Menjadi Orang Tua

Pikirkanlah dengan matang ketika ingin punya anak.

Karena memiliki anak bukan hanya perkara satu kali saja, tapi satu masa hidup.

Menjadi orang tua adalah pekerjaan seumur hidup.

Tidak berhenti bahkan ketika anakmu berdosa, melakukan kejahatan maupun berhenti menjadi manusia.

Menjadi orang tua adalah belajar mencintai manusia dan kemanusiaanya. Karena manusia tidak ada yang sempurna, maka ujian terbesarmu menjadi orang tua adalah bagaimana kamu harus tetap mencintai seseorang ketika dia mencermikan keburukan manusia.

Menjadi orang tua adalah belajar mencintai perbedaan. Karena nantinya kamu dan anakmu belum pasti akan sama.

Menjadi orang tua adalah belajar bahwa yang lebih “di atas” belum pasti benar. Bahwa tidak semua “pengalaman” sama. Maka dari itu, tidak pantas meninggikan diri atas dasar usia.

Menjadi orang tua adalah belajar menghapus ke-aku-an ku, dan memahami bahwa untuk sementara hidupmu harus didedikasikan kepada anakmu hingga dia bisa terlepas dari tanganmu, tanpa kepahitan, tanpa hitung-hitungan.

Menjadi orang tua adalah belajar menunda. Menunda mimpi, cita-cita, karir, waktu untuk diri sendiri, kesempatan bahkan keinginan pribadi. Karena seluruh waktu, dedikasi, komitmen, dan uang yang kalian habiskan untuk mereka tidak pantas kalian minta ganti.

Siapa yang menagih hutang setangkai bunga yang tumbuh di dalam halamannya ketika dia sendiri yang menebar bibitnya?

Siapa yang menagih bunga atas air, pupuk, dan waktu penanam ketika mereka sendiri yang memutuskan untuk menanamnya?

Menjadi orang tua adalah belajar bahwa dalam kasih, tidak ada yang namanya pengorbanan. Karena ketika kita melakukan semua hal dalam kasih, kita melakukannya dengan tulus, tanpa berpikir bahwa kita menyerahkan sesuatu demi hal lainnya.

Menjadi orang tua adalah belajar bahwa kehadiran adalah hal terpenting. Karena anak tidak akan memperdulikan pakaian yang kalian belikan, mainan yang kalian tawarkan, pendidikan yang kalian berikan. Anak-anak tidak akan mengingat baju baru yang dia pakai, mainan yang dia miliki, pelajaran yang dia terima. Namun mereka akan mengingat kapan kau hadir. Kapan kau ada untuknya, dari hal terkecilpun.

Amat mudah mencintai anak-anak yang di mata kita begitu polos.

Namun, ketika mereka dewasa, sanggupkan kau tetap menjadi orang tua ketika anakmu berdosa dan melawan karena kalian sudah begitu berbeda? Ketika mereka dewasa, masih sanggupkah kau menundukkan diri atas dasar kasih? Ketika mereka dewasa, masih dapatkah kau memaklumi mereka ketika mereka mengancam membakar rumahmu karena mereka tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan?

Karena apa yang dilakukan oleh anak-anak mungkin terlihat begitu lucu, namun akan terlihat begitu menyimpang ketika mereka dewasa.

Karena mencintai manusia begitu sulit, maka pikirkanlah matang-matang bila kalian ingin punya anak.

Previous
Previous

Harga Diri dan Nilai Diri

Next
Next

Jujur Kepada Diri Sendiri