Pagi Tidak Bisa Sendiri
Malam sudah mati namun pagi masih tidak bisa sendiri
Sementara warna turangga sudah hadir siap bersaksi
Aku dan engkau masing-masing masih bersembunyi
Kita berjarak satu riba bukan hanya satu sisi
Kita sejauh satu silap bukan hanya satu simpati
Bisa apa lagi?
Inilah korban kemesraan yang bertali
Matamu yang lunak menyerah
Ketika aku memanggilmu dengan penuh serah
Namamu, namamu, namamu laiknya madah
berdenting bermakna berperi berfalsafah
Aku ingin kau tertawa
dengan begitu dunia ikut bergembira
sekarang jadilah selamanya dan kalahkan semua masa
Siapa tahu kita bisa bertemu di kehidupan selepasnya