Kalau Boleh

Kalau boleh

lebih baik kupilih dicambuk seribu

daripada tinggal bersama ibu

Kalau bisa

sebelum lahir aku diajak musyawarah

daripada hidup berdarah-darah

Tapi tidak boleh

maka aku hanya terus menoreh

Tapi tidak bisa

maka aku hanya menjalani sehaja

Sekarang aku sudah tidak apa-apa

Sudah tidak menangis maupun tidak terima

Meski tubuhnya masih di depan mata

Beliau sudah mati di hatiku dari lama

"Nanti kau akan menyesal," kata mereka

Kawan, biarkan aku nanti menyesali!

Itulah mata uang untuk sekarang menyelamatkan diri

Kubeli predikat anak durhaka dan manusia keji

untuk nanti kutukar dengan penyesalan sehari

Masih kuteringat doa Ibuku yang kasihnya tak terbatas itu: 

"Kusumpahi kau tidak kan pernah bahagia!" katanya suatu waktu

Sudah terlambat, batinku

Aku tidak akan pernah bahagia karena Ibuku adalah kamu

Bisa kudengar caci orang lain “anak durhaka!” di kupingku

Namun aku hanya berdiri mematung, terpana dan terpaku

Setengah mengampuni, setengah mengamini doa Ibu.

Membuat epitaph di ujung pangku,

hari itu aku menghadiri pemakaman makna seorang Ibu.

Semoga Tuhan mengabulkan doa Ibu.

Karena Ibu hanya satu.

Karena Ibu sayang selalu.

Karena Ibu tak pernah keliru.

Previous
Previous

Belum Pernah

Next
Next

Tawakal lah Selalu