Duduk
Aku duduk bersamamu yang beralaskan rindu.
Ditemani ujung ujung kerapuhannya,
bersama gerai kesenjangannya,
dan akar ambisi yang enggan menampung hakikat.
Aku ingin lekas pulang, katamu merenungi waktu.
Aku ingin kamu cepat datang, katamu penuh candu.
Aku ingin mengoyak ketekunan, katamu berderai sedu.
Kugenggam tanganmu di atas belenggu.
Biarlah datang sewindu! bujukku.
Menangguhkan rasa ngilu,
kita bersama melalaikan sebuah tentu.